Rindu

Selasa, November 11, 2014

               3 bulan telah berlalu, dan aku masih tak dapat menyingkirkanmu dari bayangku. Semua memori itu masih ada, terkenang dengan baik dan tersusun rapi layaknya album foto. Aku merindukanmu, sungguh. Kenyataan ini masih tak dapat kuterima dengan nalar, maupun hati. Kau benar-benar menghilang, pergi meninggalkanku. Hingga kenangan ini selalu menyeruak masuk kedalam skema film yang selalu berputar dikepalaku. Hingga kerinduan ini membuatku sesak, buta, tuli, bisu, dan hingga akhirnya aku mati tak berdaya.

            Aku hanya dapat mengenang itu semua, disini, di tempat kita terbiasa untuk bertemu, berkeluh kesah, memikirkan nasib kita yang sama setiap harinya. Mengeluh akan lelahnya kehidupan yang kita miliki masing-masing. Terkadang kita akan bercakap-cakap tentang rencana kita kedepan—yang pada saat itu aku yakini akan aku jalani bersamamu. Terkadang kita hanya bersenda gurau membicarakan hal tanpa arti, namun dapat menghibur hati yang sedang gundah gulana. Semua itu terlihat sangat monoton, bahkan tak jarang kita mengungkapkan kebosanan kita satu sama lain.

            Apa kau tahu? Dibalik kebosanan itu, dibalik hal yang aku sebut monoton itu, kepedulianku padamu selalu ada, dan akupun yakin kau juga peduli padaku. Kau tahu? Monoton itu hanya apa yang aku, kamu, dan semua orang lihat. Bosan itu hanya sekedar apa yang orang dengar. Tapi perasaan itu tidak. Hati ini tak akan bosan dengan pertanyaan yang sama. Hati ini tak pernah bosan dengan senda gurau yang selalu kamu ulangi setiap harinya. Hati ini tak mungkin bosan dengan sapaan yang selalu muncul setiap pagi, dengan kata-kata yang rutin dan di jam yang sama.

            Kau tahu? Aku rindu. Rindu akan canda dan tawamu. Aku rindu. Rindu akan sapaan-sapaanmu. Aku rindu. Rindu akan keluhan yang selalu kau ucapkan padaku setiap malamnya. Kau selalu bilang bahwa dirimu lelah. Kegiatan disekolah terlalu padat, membuatmu tak mendapatkan istirahat yang cukup. Anehnya, kau mengatakan itu pada jam malam tidur, yang seharusnya kamu pergunakan sebagai waktu untuk istirahat. Aku senang, mungkin kau mendeskripsikan kata istirahat dengan berbeda.

            Rinduku ini tak dapat dideskripsikan dengan kata-kata. Dan ini hanyalah sepenggal kenangan masa lalu yang indah.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Theme by: Pish and Posh Designs